13 Februari 2010

Antara Idaman Lain VS Arti Kesetiaan


Idaman lain. Sebuah istilah yang populer di kalangan pasangan yang sudah menikah. Walau populer, istilah ini bukanlah hal yang diinginkan oleh mereka yang menjunjung kesetiaan. Karena idaman lain adalah bentuk perbuatan yang acapkali berujung pada sebuah pengkhianatan.

Saya meyakini mereka yang mempunyai idaman lain menyadari perbuatannya adalah sebuah kesalahan. Hanya saja mereka bisa menetralisir rasa bersalahnya dengan pembenaran-pembenaran yang acapkali hanya mengikuti hawa nafsu saja.

Misalnya saja dengan alasan supaya merasa muda, atau karena kurang perhatian. Lebih jauh, ketika perbuatan mereka akhirnya terbongkar, alasan klasik, “khilaf”, sering digunakan sebagai usaha terakhir demi mendapatkan sebuah pengampunan.

Bukanlah hal yang aneh kalau kita mengidamkan-idamkan seseorang. Saya rasa banyak diantara kita yang suka berangan-angan untuk bisa bersanding dengan orang yang kita idamkan. Apalagi kalau orang tersebut nampak punya banyak kelebihan yang tidak dimiliki pasangan kita. Kalau sudah begini, tak heran bila sang idaman terlihat “sempurna”.

Masalahnya kemudian adalah bagaimana memposisikan “sang idaman” dalam kehidupan kita.

Apakah membiarkan diri kita terbuai dengan pesonanya? Atau meneguhkan hati kita untuk tetap menjunjung nilai-nilai kesetiaan? Saya berpendapat kunci jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut terletak pada kata syukur.

Bersyukur merupakan cara yang efektif untuk mengetahui kadar kesetiaan terhadap pasangan. Selain itu, bersyukur juga merupakan tolok ukur besaran niat kita pada sebuah kesetiaan.

Rasanya cukup adil untuk mengatakan bahwa mereka yang tergoda dan mengejar idaman lain adalah individu-individu yang kurang, atau bahkan tidak, mensyukuri pasangannya.

Terlepas dari berbagai kekurangan yang dimilikinya, pasangan kita adalah sosok yang sudah mau mengorbankan waktu dan egonya untuk kebahagiaan kita.

Oleh karenanya, merendahkan perananan dirinya dengan menghadirkan sesosok idaman lain adalah perbuatan yang akan teramat sulit untuk dimaafkan, terlebih bila pembenaran yang digunakan sebagai alasan adalah kata khilaf.

Idaman lain memang akan nampak indah. Idaman lain acapkali terlihat mempesona dan idaman lain, akan lagi dan lagi, menggoda ketangguhan setia kita terhadap pasangan.

Adalah keliru untuk membiarkan idaman lain masuk dalam kehidupan rumah-tangga. Alasan dan pembenaran apapun yang disampaikan, tidak akan pernah bisa menjustifikasi sebuah pengkhianatan.

Idaman lain acapkali hanyalah nafsu yang bicara dan sudah sepatutnya dikendalikan dengan mensyukuri apa yang telah kita miliki.

Mari, kita tengkok kembali pasangan kita. Lihat dirinya dengan baik dan renungkan makna kehadiran dan pengorbanan dirinya selama ini. Tatap dirinya lebih dari sekedar sosok yang punya kekurangan. Ganggam jemarinya dan rasakan hangatnya kasih sayang yang telah mewarnai hidup kita hari demi hari.

Dengan begitu saya yakin, istilah idaman lain akan hilang kekuatannya, dan dengan sendirinya, akan terhapus dari kamus kehidupan berumah tangga yang kita bina.
Related Posts with Thumbnails

No related posts.





Dapatkan KUMPULAN SOAL-SOAL CPNS Terbaru, Klik Di Sini!

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com